Lebak, TARGETOPRASINEWS.COM - Dalam khazanah budaya Nusantara, Pencak Silat tidak hanya dipandang sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai jalan hidup yang sarat nilai spiritual, moral, dan sosial. Salah satu aliran tertua dan paling berpengaruh adalah Pencak Silat Tjimande, yang melahirkan berbagai perguruan, termasuk TTKKDH (Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir).
B Hartono (boton) mengatakan, Pada jumat 12 September 2024 Di dalam tradisi TTKKDH, terdapat sebuah prosesi sakral bernama keceran. Secara bahasa, keceran berarti “membersihkan” atau “menyucikan kembali”. Namun, maknanya jauh lebih dalam daripada sekadar pembersihan fisik. Prosesi ini menjadi pengikat batin antara pesilat, gurunya, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhur Tjimande.
"Didalam Makna Spiritual Keceran berfungsi sebagai sarana penyucian diri seorang pesilat. Ia diajak meluruskan kembali niatnya: bahwa ilmu silat tidak boleh digunakan untuk kesombongan atau kezaliman, melainkan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan, perlindungan diri, serta penghormatan kepada orang lain.
Lanjut, Makna Moral Melalui keceran, seorang pesilat diteguhkan kembali agar selalu menjunjung tinggi kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, serta sikap hormat kepada guru dan sesama. Prosesi ini menegaskan bahwa silat bukan sekadar menguasai jurus, tetapi juga mengasah akhlak. Tuturnya
Keceran kerap disertai doa, wejangan, dan simbol-simbol adat. Guru besar atau sesepuh menjadi pemimpin prosesi, menyalurkan doa restu dan mengikat murid secara spiritual dengan tradisi Tjimande. Dengan begitu, murid tidak hanya sah secara teknis naik tingkat, tetapi juga sah secara adat dan budaya.
Bagi sebagian aliran, keceran menjadi tanda pengesahan bagi pesilat yang telah menempuh tahap tertentu dalam perjalanan belajarnya. Ia diakui tidak hanya sebagai murid, tetapi juga sebagai pewaris nilai-nilai luhur Tjimande yang kelak wajib dijaga dan dilestarikan. Terangnya
Keceran, dengan demikian, bukan hanya ritual, tetapi sebuah perjalanan batin. Ia mengingatkan pesilat bahwa di balik setiap gerakan jurus tersimpan doa, di balik setiap tangkisan tersimpan amanah, dan di balik setiap kemenangan tersimpan tanggung jawab.tambah nya.
Pewarta: Edo. S